Pengantar teori DASAR-DASAR
videografi
PENGERTIAN VIDEOGRAFI
4. SCENE : Adegan Pengertian sebuah SCENE adalah : Sebuah adegan yang terjadi dalam suatu lokasi yang sama, pada saat yang juga sama. Misalnya adegan di sebuah kantin sekolah. Maka sepanjang adegan-adegan yang berlangsung dalam kantin tersebut berlangsung dalam saat yang sama, maka adegan itu dikelompokkan dalam sebuah scene atau disebut satu scene.
PENGERTIAN
VIDEO
Video adalah teknologi untuk menangkap, merakam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.
Video adalah teknologi untuk menangkap, merakam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.
PENGERTIAN VIDEOGRAFI
Videografi adalah
media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian
gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari,
baik sebagai sebuah kenangan
ataupun sebagai bahan kajian untuk mempelajari apa yang sudah/pernah terjadi.
ISTILAH-ISTILAH DALAM VIDEOGRAFI
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang (back ground).
ISTILAH-ISTILAH DALAM VIDEOGRAFI
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang (back ground).
2. ANGEL
: Sudut pandang
Angle camera adalah sudut pengambilan gambar. Istilah angle ini berlaku baik dalam pengambilan gambar foto maupun video. Penentuan angle secara tepat akan menghasilkan shot yang baik. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat obyektif, subyektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam film.
Angle camera adalah sudut pengambilan gambar. Istilah angle ini berlaku baik dalam pengambilan gambar foto maupun video. Penentuan angle secara tepat akan menghasilkan shot yang baik. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat obyektif, subyektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam film.
3. SHOT
: Sudut pengambilan gambar
Shot mendefinisikan
suatu rangkaian gambar hasil
rekaman kamera tanpa interupsi. Tiap shot
adalah satu take. Apabila dibuat
shot tambahan diambi ldari set
– up yang sama di sebabakan kareana kesalahan teknik atau dramatic shot – shot
tambahan itu dinamakan re – take. Kalau set
– up diubah dalam satu dan lain cara kamera berpindah, lensa berubah atau
action lain yang diambil itu adalah shot baru, bukan sebuah re – take.
4. SCENE : Adegan Pengertian sebuah SCENE adalah : Sebuah adegan yang terjadi dalam suatu lokasi yang sama, pada saat yang juga sama. Misalnya adegan di sebuah kantin sekolah. Maka sepanjang adegan-adegan yang berlangsung dalam kantin tersebut berlangsung dalam saat yang sama, maka adegan itu dikelompokkan dalam sebuah scene atau disebut satu scene.
Namun
posisi pengambilan gambar dalam kantin tersebut boleh saja berpindah-pindah,
asal masih dalam lingkungan kantin tersebut. Artinya boleh saja sebuah
scene terdiri dari lebih dari satu (banyak) shot
atau sudut pengambilan gambar.
5. SEQUENCE : Serangkaian atau shot – shot, yang merupakan suatau kesatuan utuh.
Sebuah sequence bisa berlangsung pada satu setting atau di beberapa setting. Action harus berkait secara tepat dalam sebuah sequence manakala terdiri dari sejumlah shot yang runtut dengan cut langsung hingga melukiskan kejadian yang berlangsung sebagaiamana kenyataan yang sebenarnya. Sebuah sequence bisa dimulai sebagai adegan exterior, dan dilanjutkan di dalam gedung, karena sang pemain masuk dan terlibat percakapan atau lainya. Sebuah sequence bisa dimulai atau diakhiri dengan sebuah “fade” atau “dissolve” atau bisa pula dengan “cut” langsung dengan mengelompokkan semua sequence.
5. SEQUENCE : Serangkaian atau shot – shot, yang merupakan suatau kesatuan utuh.
Sebuah sequence bisa berlangsung pada satu setting atau di beberapa setting. Action harus berkait secara tepat dalam sebuah sequence manakala terdiri dari sejumlah shot yang runtut dengan cut langsung hingga melukiskan kejadian yang berlangsung sebagaiamana kenyataan yang sebenarnya. Sebuah sequence bisa dimulai sebagai adegan exterior, dan dilanjutkan di dalam gedung, karena sang pemain masuk dan terlibat percakapan atau lainya. Sebuah sequence bisa dimulai atau diakhiri dengan sebuah “fade” atau “dissolve” atau bisa pula dengan “cut” langsung dengan mengelompokkan semua sequence.
PRINSIP
DASAR DALAM PENGAMBILAN GAMBAR
PERGERAKAN
KAMERA
1. SIMPLE
SHOT
Tidak
ada pergerakan lensa kamera, tidak ada
pergerakan kamera, tidak ada pergerakan
badan kamera, dan hanya sedikit pergerakan sederhana dari objek,
sebagai contoh videografer merekam
pembaca berita.
2. COMPLEX SHOT
Terdapat pergerakan lensa
kamera, ada pergerakan kamera, tidak ada pergerakan
badan
kamera, dan
ada pergerakan dari objek, sebagai
contoh
kamera panning mengikuti pergerakan
penari dari satu sudut pengambilan gambar.
3. DEVELOPING SHOT
Terdapat pergerakan lensa
kamera, pergerakan kamera, pergerakan badan kamera,
dan pergerakan dari objek, sebagai contoh pengambilan gambar dengan
menggunakan crane, semua gerakan kamera
dilakukan dan objek pun bergerak secara
dinamis, kamera mengikuti.
TEKNIK
DASAR MENYANGGA
KAMERA
4. Meletakan Kamera pada Dolly :
1. Menahan
Kamera dengan Tangan (hand
held)
Berdiri
dengan posisi seimbang, kamera disangga dengan kuat dan tegas, tapi tidak
terlalu kencang, dengan posisi tangan kiri di
bawah lensa, tangan kanan pada posisi star stop dan tombol zoom berada dalam jangkauan, tangan kiri
mengontrol fokus dengan eye piece
ditempel terhadap satu mata. Posisi ini menahan
kamera cukup tetap selama periode pendek.
2. Meletakan Kamera di atas Pundak
Kamera diletakan di pundak kanan. Tangan kanan
melalui loop penyangga di sisi lensa
sehingga jari bebas mengoperasikan tombol
power zoom rocker, ibu jari menekan tombol pause VCR. Tangan kiri menyetel tombol zoom manual dan ring pemfokusan.
3. Menggunakan
Penyangga (monopod)
Monopod
dijepitkan pada lutut dan kaki dan digerakan dengan
cepat ke angle yang berbeda. Kelemahannya terkadang
gambar dengan tidak sengaja miring. 4. Meletakan Kamera pada Dolly :
- Tripod
- Steadycam
- Slider
- Pedestal
- Crane
MACAM-MACAM BIDANG PANDANG (FRAMING)
1. CLOSE UP (CU)
Dari ujung kepala hingga leher bagian bawah, boleh memotong sedikit kepala bagian atas. Close Up juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu shot yang mengisolasi satu bagian dari tubuh misalnya, kaki atau tangan, sebagian dari sebuah objek besar misalnya key board laptop atau keseluruhan dari sebuah objek kecil misalnya HP.
1. CLOSE UP (CU)
Dari ujung kepala hingga leher bagian bawah, boleh memotong sedikit kepala bagian atas. Close Up juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu shot yang mengisolasi satu bagian dari tubuh misalnya, kaki atau tangan, sebagian dari sebuah objek besar misalnya key board laptop atau keseluruhan dari sebuah objek kecil misalnya HP.
CLOSE UP (CU)
2. MEDIUM CLOSE UP (MCU)
Memperlihatkan objek dari ujung kepala hinggga dada atas. Shot ini baik untuk seseorang yang sedang berbicara langsung di depan kamera. Kesan yang akan ditimbulkan adalah objek akan terfokus, sedangkan back ground tidak terfokus, dengan demikian akan menon menonjolkan objek.
Memperlihatkan objek dari ujung kepala hinggga dada atas. Shot ini baik untuk seseorang yang sedang berbicara langsung di depan kamera. Kesan yang akan ditimbulkan adalah objek akan terfokus, sedangkan back ground tidak terfokus, dengan demikian akan menon menonjolkan objek.
MEDIUM CLOSE UP (MCU)
3.
MEDIUM SHOT (MS)
Pengambilan gambar atas kepala hingga pinggang/perut bagian bawah, fungsinya untuk memperlihatkan sosok objek secara jelas. Ada keseimbangan antara dominasi objek dengan back ground sehingga cenderung netral. Untuk pengambilan gambar reporter dengan medium shot tidak boleh dipertahankan terlalu lama karena terlalu jauh untuk memperlihatkan banyak detail. Akan lebih baik bila dikombinasi dengan shot CU karena merupakan follow shot yang baik.
Pengambilan gambar atas kepala hingga pinggang/perut bagian bawah, fungsinya untuk memperlihatkan sosok objek secara jelas. Ada keseimbangan antara dominasi objek dengan back ground sehingga cenderung netral. Untuk pengambilan gambar reporter dengan medium shot tidak boleh dipertahankan terlalu lama karena terlalu jauh untuk memperlihatkan banyak detail. Akan lebih baik bila dikombinasi dengan shot CU karena merupakan follow shot yang baik.
MEDIUM SHOT (MS)
4. KNEE SHOT (KS)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut. Batasan framing knee shot adalah 3 / 4 ukuran tubuh manusia. Ukuran gambar ini sering menguntungkan pada saat pengambilan objek yang bergerak agak cepat misalnya penari karena dapat dipastikan objek tidak akan keluar dari frame.
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut. Batasan framing knee shot adalah 3 / 4 ukuran tubuh manusia. Ukuran gambar ini sering menguntungkan pada saat pengambilan objek yang bergerak agak cepat misalnya penari karena dapat dipastikan objek tidak akan keluar dari frame.
KNEE SHOT (KS)
5. LONG SHOT (LS)
Pengambilan gambar memperlihatkan seluruh tubuh dari batas kepala hingga kaki. Pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh sehingga dapat memperlihatkan objek dan latar belakangnya. Long shot akan memberikan informasi secara lengkap mengenai suasana dari adegan atau interaksi antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya.
Pengambilan gambar memperlihatkan seluruh tubuh dari batas kepala hingga kaki. Pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh sehingga dapat memperlihatkan objek dan latar belakangnya. Long shot akan memberikan informasi secara lengkap mengenai suasana dari adegan atau interaksi antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya.
PENGEMBANGAN
BIDANG
PANDANGAN (FRAMING)
1. EKSTREEM CLOSE UP (ECU)
Pengambilan suatu gambar yang mencakup salah satu bagian tubuh misalnya mata dan hidung saja. Fungsinya adalah mengetahui detail suatu objek. Objek mengisi seluruh layar dan detailnya sangat jelas.
SUDUT PANDANG (ANGEL KAMERA)
Track Out : gerakan mundur kebelakang.
4. ZOOMING
Adalah pengambilan gambar dengan mengubah ukuran gambar dan sudut pandang antara wide angle (W) dan telephoto (T) dengan sentuhan tombol. Zooming mempengaruhi perspektif dalam satu adegan, oleh karena itu gerakan zooming harus dilakukan dengan tujuan yang jelas.
1. EKSTREEM CLOSE UP (ECU)
Pengambilan suatu gambar yang mencakup salah satu bagian tubuh misalnya mata dan hidung saja. Fungsinya adalah mengetahui detail suatu objek. Objek mengisi seluruh layar dan detailnya sangat jelas.
2.
BIG CLOSE UP (BCU)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu, kadang sangat diperlukan untuk menunjukan detail ekspresi wajah aktor dengan menekankan mata dan mencakup sisa wajah sebanyak yang diperlukan atau dalam adegan proses produksi menekankan pada detail proses pembuatan secara dekat.
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu, kadang sangat diperlukan untuk menunjukan detail ekspresi wajah aktor dengan menekankan mata dan mencakup sisa wajah sebanyak yang diperlukan atau dalam adegan proses produksi menekankan pada detail proses pembuatan secara dekat.
3.
VERY LONG SHOT (VLS)
Pengambilan gambar dengan background mendominasi objek agak kecil, jaraknya lebih jauh dari long shot, tetapi lebih dekat dari ekstrim long shot dengan tujuan untuk memberikan penekanan pada suasana atau latar belakang tetapi objek tetap dapat dikenali.
Pengambilan gambar dengan background mendominasi objek agak kecil, jaraknya lebih jauh dari long shot, tetapi lebih dekat dari ekstrim long shot dengan tujuan untuk memberikan penekanan pada suasana atau latar belakang tetapi objek tetap dapat dikenali.
4.
EKSTREM LONG SHOT (ELS)
Pengambilan gambar yang menunjukan background sangat dominan, objek sangat kecil, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, jauh, panjang dan berdimensi lebar. Kamera mengambil keseluruhan pandangan dan objek tampak jauh hampir tidak terlihat.
Pengambilan gambar yang menunjukan background sangat dominan, objek sangat kecil, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, jauh, panjang dan berdimensi lebar. Kamera mengambil keseluruhan pandangan dan objek tampak jauh hampir tidak terlihat.
SUDUT PANDANG (ANGEL KAMERA)
1. LOW ANGEL
Posisi kamera di bawah eye level (mata
penglihatan manusia). Posisi kamera low angel membuat
objek mempunyai kekuatan yang menonjol dan akan terlihat kekuasaannya.
2. STRAIGHT ANGEL
Posisi kamera sejajar dengan eye level (mata
penglihatan manusia). Posisi kamera straight angel merupakan
sudut pengambilan gambar yang normal
(normal angle). Tidak memberikan kesan dramatis
melainkan kesan wajar biasanya dilakukan untuk pengambilan adegan wawancara.
3. HIGH ANGEL
Posisi kamera diatas eye level (mata
penglihatan manusia). Posisi kamera high angel membuat
objek tidak mempunyai kekuatan
yang menonjol dan tidak mempunyai kekuasaan. Tujuannya untuk mengurangi rasa
superioritas objek dan sekaligus melemahkan kedudukan objek.
4. CANTED ANGEL
Dihasilkan
dengan cara memiringkan kamera pada bidang horizontalnya. Gambar yang dihasilkan menjadi
dinamis dan labil sehingga dapat menggambarkan fantasi, ketegangan atau
khayalan penonton.
5. SUBJECTIVE CAMERA ANGEL
Yaitu menempatkan kamera pada suatu
karakter dan menunjukan pada penonton adegan dari sudut pandang karakter
tersebut. Penonton terlibat dalam adegan yang
dihasilkan sebagai pengalaman pribadinya.
6. OBJECTIVE
CAMERA ANGEL
Yaitu menempatkan kamera pada sudut
pandang banyak orang atau garis sisi titik pandang. Penonton menyaksikan adegan yang
dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi, misalnya adegan dipanggung
yang ditonton oleh banyak orang.
7. BIRD EYE VIEW (MATA BURUNG)
Yaitu pengambilan gambar di atas
ketinggian objek yang direkam memperlihatkan suatu keadaan yang begitu luas,
benda-benda objek kecil tidak terlihat detailnya. Biasanya dilakukan dari
helikopter atau gedung yang tinggi. Kesan yang ditimbulkan akan lebih
dramatis dan dinamis seperti penglihatan burung dari atas.
8. FROG EYE VIEW (MATA KATAK)
Yaitu pengambilan gambar yang
dilakukan dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar atau alas kedudukan
objek. Kesan yang ditimbulkan adalah
keagungan, kekuasaan, kuat, dominan dan dinamis.
9. POINT OF VIEW (MAOPEN SHOULDER SHOT)
Adalah sudut pengambilan gambar dari titik pandangan pemain tertentu. Point of view adalah angle objective, tetapi karena berada diantara objective dan subjective maka angle ini harus ditempatkan pada kategori yang terpisah dan diberikan pertimbangan khusus. Misalnya percakapan antara dua orang yang saling berhadapan.
MACAM-MACAM PERGERAKAN KAMERA
9. POINT OF VIEW (MAOPEN SHOULDER SHOT)
Adalah sudut pengambilan gambar dari titik pandangan pemain tertentu. Point of view adalah angle objective, tetapi karena berada diantara objective dan subjective maka angle ini harus ditempatkan pada kategori yang terpisah dan diberikan pertimbangan khusus. Misalnya percakapan antara dua orang yang saling berhadapan.
MACAM-MACAM PERGERAKAN KAMERA
1. PANNING
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah horizontal tetapi tidak mengubah posisi kamera.
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah horizontal tetapi tidak mengubah posisi kamera.
A.
Folowing Pan :
Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri. Melakukan folowing pan dalam keadaan long shot akan mengakibatkan penonton dapat melihat hubungan yang terjadi antara objek dengan lingkungannya.
Pan Left : Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan.
Pan Right : Gerakan kamera mengikuti objek dari kanan ke kiri.
Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri. Melakukan folowing pan dalam keadaan long shot akan mengakibatkan penonton dapat melihat hubungan yang terjadi antara objek dengan lingkungannya.
Pan Left : Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan.
Pan Right : Gerakan kamera mengikuti objek dari kanan ke kiri.
B. Survening Pan
:
Gerakan kamera secara perlahan-lahan menyusuri pemandangan baik pemandangan hanya sekelompok orang atau pemandangan alam.
C. Interupted Pan :
Gerakan halus tapi dengan tiba-tiba dihentikan dengan maksud menghubungkan dua buah objek dimana objek tersebut terpisah satu dengan lainnya
D. Whipe Pan :
Gerakan kamera secara perlahan-lahan menyusuri pemandangan baik pemandangan hanya sekelompok orang atau pemandangan alam.
C. Interupted Pan :
Gerakan halus tapi dengan tiba-tiba dihentikan dengan maksud menghubungkan dua buah objek dimana objek tersebut terpisah satu dengan lainnya
D. Whipe Pan :
Gerakan panning yang dilakukan
dengan cepat, sehingga tidak dapat memperlihatkan rincian gambarnya. Dengan whipe pan dapat menciptakan
hubungan yang dinamis atau komperatif antar objek yang menghubungkan titik
pandang yang berbeda pada scene yang sama.
2. TILTING
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah vertikal tetapi tidak mengubah posisikamera. Tujuan dari tilting adalah menunjukan ketinggian atau kedalaman dan adanya satu hubungan.
Tilt Up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt Down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah vertikal tetapi tidak mengubah posisikamera. Tujuan dari tilting adalah menunjukan ketinggian atau kedalaman dan adanya satu hubungan.
Tilt Up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt Down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
3. TRACKING
Track
In
: gerakan maju
kedepan.
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera dengan arah
maju dan
mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau manual.
Track Out : gerakan mundur kebelakang.
4. ZOOMING
Adalah pengambilan gambar dengan mengubah ukuran gambar dan sudut pandang antara wide angle (W) dan telephoto (T) dengan sentuhan tombol. Zooming mempengaruhi perspektif dalam satu adegan, oleh karena itu gerakan zooming harus dilakukan dengan tujuan yang jelas.
5. ARCHING
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera mengelilingi
objek utama seperti lingkaran penuh. Dalam melakukan arching kamera melakukan
gerakan sapuan sirkuler mengitari objek. Ukuran gambar yang digunakan CU, MS
atau LS selama melakukan arching, tetapi ukuran gambar harus senantiasa konstan
dan lebih efektif bila tidak dilakukan kombinasi ukuran gambar
6. PEDESTAL DAN CRANE
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera menggunakan
alat penyangga pedestal/crane.
7. CRABBING
Adalah pengambilan gambar dengan cara
menggerakan badan kamera menyamping.
8. FOLLOWING
Adalah
pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera mengikuti
objek yang bergerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar yang anda berikan